Kamis, 24 Agustus 2017

Effect of probiotics on glucose metabolism in patients with type 2 diabetes mellitus: A meta-analysis of randomized controlled trials.

Effect of probiotics on glucose metabolism in patients with type 2 diabetes
mellitus: A meta-analysis of randomized controlled trials.
 

Oleh: Riyana Rochmawati, Universitas Gadjah Mada 

Salam sehat healthy people! Seperti yang kita ketahui, diabetes mellitus (DM) tipe 2 adalah
salah satu penyakit yang diwaspadai masyarakat saat ini. Penyakit ini tidak hanya
mengancam orang yang secara genetik memiliki garis keturunan DM tipe 2, namun juga
orang dengan
lifestyle yang buruk. Berbagai cara dilakukan untuk menghindari penyakit ini
termasuk dengan mengubah
lifestyle mulai dari beaktivitas fisik rutin hingga mengubah pola
makan dengan mengurangi makanan dengan indeks glikemik tinggi. Namun. tahukah Anda
bahwa probiotik yang selama ini kita kenal memiliki manfaat untuk saluran pencernaan juga
memiliki peran dalam mengontrol gllukosa darah penderita DM tipe 2? Mari kita kulik lebih
dalam jurnal
Effect of probiotics on glucose metabolism in patients with type 2 diabetes
mellitus: A meta-analysis of randomized controlled trials
dari Qingqing Zhang, Yucheng Wu,
dan Xiaoqiang Fei (The Affiliated Taizhou People’s Hospital of Nantong University,
Taizhou, Jiangsu, China) ini.
 

Pendahuluan
 Diabetes mellitus tipe 2 merupakan metabolic disorder paling umum yang ditemui di dunia.
Penyakit ini memicu komplikasi yang semakin parah seperti serangan jantung dan
stroke.
Tingginya kadar glukosa yang tidak lain adalah pemicu penyakit ini sebenarnya sudah dapat
diatasi dengan intervensi farmakologis maupun non-farmakologis. Penelitian terakhir
menunjukkan beberapa sumber makanan dapat mengontrol glukosa darah seperti the hijau
dan bawang putih.
Akhir-akhir ini, manfaat probiotik sangat gencar di tengah masyarakat. Probiotik adalah
mikroorganisme hidup yang dalam jumlah tertentu memiliki manfaat bagi kesehatan seperti

untuk saluran pencernaaan dan sistem imun. Disebutkan bahwa probiotik dapat menurukan
kadar glukosa dengan meningkatkan inflamasi dan mencegah kerusakan sel B pada hewan
coba. Kemudian untuk penelitian klinis pada manusia diperoleh hasil yang beragam dalam
penurunan glukosa darah. Penelitian ini adalah sebuah meta-analisis
randomized controlled
trials (RCTs)
untuk mengetahui efektifitas probiotik dalam terapi metabolism glukosa. 

Metode
 Metode dan bahan merupakan database online Embase, Web of Science, dan PubMed yang
dicari sampai Agustus 2014. Kriteria penelitian yang akan masuk dalam meta-analisis yaitu
(1) RCTs pada manusia; (2) menggunakan probiotik dengan bakteri hidup, dan (3) subjek
adalah pendetita diabetes tipe 2 [4]. FPG (glukosa darah puasa), HbA1c, konsentasi insulin
atau
homeostasis model assessment of insulin resistance (HOMA-IR) berubah pada
kelompok intervensi. Setelah diseleksi sesuai criteria, akhirnya terpilih 7 penelitian. Data dari
berbagai penelitian ini kemudian diseragamkan satuannya dan dianalis.
 
Hasil
http://www.ilmagiindonesia.org/wp-content/uploads/2016/12/tabel-1-riyana.jpg 
http://www.ilmagiindonesia.org/wp-content/uploads/2016/12/tabel-2-riyana.jpg Konsumsi probiotik secara signifikan dapat menurunkan fasting plasma glucose (FPG)
sebesar 15.92 mg/dL (95% confidence interval [CI], 29.75 menjadi 2.09) dan
glycosylated
hemoglobin
(HbA1c) by 0.54% (95% CI, 0.82 to 0.25) dibandingkan dengan grup kontrol.
Pada analisis subgroup dimaksudkan untuk menguji kontrol non-yogurt. Meta-analisis pada

percobaan dengan spesies probiotik yang beragam menunjukkan penurunan signifikan juga
pada glukosa darah puasa (FPG)
(weighted mean difference [WMD]: 35.41 mg/dL, 95% CI:
51.98 – 18.89). Durasi intervensi selama ≥8 minggu menghasilkan penurunan signifikn pada
FPG (WMD: 20.34 mg/dL, 95% CI: 35.92 – 4.76). Sedangkan untuk intervensi < 8 minggu
tidak menghasilkan penurunan signifikan pada FPG. Hasil keseluruhan juga menunjukkan
bahwa terapi probiotik secara signifikan menurunkan
homeostatis model assessment of
insulin resistence
(HOMA-IR) dan konsentrasi insulin WMD: 1.08, 95% CI: 1.88 to 0.28;
and WMD: 1.35 mIU/L, 95% CI: 2.38 to 0.31, respectively).
 

Pembahasan
 Dampak probiotik dalam metabolisme glukosa dapat bekerja dalam beberapa mekanisme.
Pertama, beberapa peneliti menduga bahwa kerusakan oksidatif dan kemampuan antioksidatif
memiliki peran dalam pathogenesis diabetes. Aktivitas antioksidan pada prebiotik dapat
menurunkan kerusakan oksidatif dengan penghambatan peroksidasi lemak dan meningkatkan
antioksidan seperti
glutathione, superoxide dismutase, catalase dan glutathione
peroxidase
dibuktikan pada hean coba tikus.
Kedua, probiotik disebutkan dapat memiliki sifat anti-diabetic karena mencegah resistensi
insulin dengan mekanisme meningkatkan sel
liver natural killer T (NKT). Treatment
probiotik juga dapat meningkatkan metabolism glukosa dengan meningkatnya
bioavailabilitas
gliclazide, menghambat absorbs glukosa dan mengubah aktivitas syaraf
otonom.
 

Kesimpulan
 Meta-analisis terbaru menyarankan konsumsi probiotik karena dapat meningkatkan
metabolism glukosa dengan efek yang lebih baik jika dikonsumsi ≥8 minggu atau dengan
spesies probiotik yang beragam. Meskipun demikian, efek probiotik khususnya pada pasien
diabetes mellitus tipe 2 maupun pada orang sehat masih perlu investigasi lebih mendalam.
 

Daftar Pustaka
 Qingqing Zhang, Yucheng Wu b , Xiaoqiang Fei. Effect of probiotics on glucose metabolism
in patients with type 2 diabetes mellitus: A meta-analysis of randomized controlled
trials.
medicina 2016; 52:28–34

Tidak ada komentar:

Posting Komentar