Kamis, 24 Agustus 2017

PENGARUH MEDIA KAMPANYE SARAPAN SEHAT TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN KEBIASAAN SARAPAN ANAK SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN BOGOR.

PENGARUH MEDIA KAMPANYE SARAPAN SEHAT TERHADAP
PERUBAHAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN KEBIASAAN SARAPAN
ANAK SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN BOGOR.
 
Dodik Briawan, Ikeu Ekayanti, dan Ratu Diah KoerniawatiOleh: Okta Fatimah, Universitas Muhammadiyah Surakarta 
PENDAHULUANSarapan merupakan makanan yang dikonsumsi sebelum atau pada awal kegiatan sehari-hari,
dalam waktu dua jam setelah bangun tidur, biasanya
tidak lewat dari jam 10.00 dan memberi asupan kalori sekitar 20—35% dari total kebutuhan
energi harian. Sarapan pagi bagi anak usia sekolah sangat penting, karena waktu sekolah
anak-anak banyak melakukan aktivitas yang membutuhkan energi cukup besar. Hasil
penelitian pada anak sekolah dasar di Kabupaten Bogor menunjukkan ada perbedaan yang
nyata dalam kemampuan konsentrasi menggunakan uji digit simbol antara anak yang biasa
sarapan dengan yang tidak biasa sarapan. Penelitian lain menunjukkan bahwa konsumsi
sarapan dapat meningkatkan fungsi kognitif yang berhubungan dengan memori, nilai tes, dan
kehadiran di sekolah. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh
kampanye sarapan sehat terhadap perubahan pengetahuan, sikap, dan kebiasaan sarapan anak
sekolah dasar di Kabupaten Bogor. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk (1)
mengidentifikasi karakteristik anak; (2) menganalisis pengaruh intervensi kampanye sarapan
sehat terhadap perubahan pengetahuan sarapan anak; (3) menganalisis pengaruh intervensi
kampanye sarapan sehat terhadap perubahan sikap sarapan anak; (4) menganalisis pengaruh
intervensi kampanye sarapan sehat terhadap perubahan kebiasaan sarapan anak; (5)
menganalisis kontribusi sarapan terhadap tingkat kecukupan gizi anak dalam sehari.
 
METODE
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasy experimental study, yaitu subjek
diberikan intervensi untuk perbaikan pengetahuan, sikap, dan kebiasaan sarapan. Subjek
dalam penelitian ini adalah anak sekolah dasar. Jenis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data sekunder yang berasal dari kegiatan “Gerakan Sarapan Sehat melalui
Kampanye Terintegrasi antara Ibu, Anak, Guru, dan Masyarakat oleh Departemen Gizi
Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor”.
Data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data karakteristik anak, kebiasaan sarapan
anak, pengetahuan dan sikap tentang sarapan. Data terdiri dari data
baseline dan endline,
yaitu data sebelum dan setelah dilakukan intervensi. Data
baseline dan endline dikumpulkan
dengan menggunakan kuesioner dan dilakukan oleh enumerator yang berasal dari mahasiswa
Gizi Masyarakat Angkatan 46 Institut Pertanian Bogor.
Data karakteristik dan kebiasaan sarapan subjek dikumpulkan dengan teknik wawancara
langsung menggunakan kuesioner. Data kebiasaan sarapan diukur dua kali yaitu sebelum dan
setelah intervensi. Data pengetahuan dan sikap subjek diperoleh melalui kuesioner pada
pre
test
dan post test.
Pada tahap penyampaian materi, setiap desa menggunakan media yang berbeda-beda.
Terdapat empat media yang digunakan, yaitu menggunakan
power point, wayang-wayangan,
kartu bergambar, dan drama. Penyuluhan dengan menggunakan
power point dilakukan
dengan cara memberikan pendidikan mengenai sarapan, subjek memerhatikan materi yang
disampaikan oleh tim penyuluh dan dapat membaca materi yang disampaikan tersebut
pada
slide yang ditampilkan. Penyuluhan dengan wayang-wayangan
menggunakan wayang-wayangan sebagai media dan dalang untuk memainkan wayang
tersebut. Pada penyuluhan dengan kartu bergambar dengan tema sarapan dilakukan dalam
bentuk kuis, subjek diminta mencocokkan pertanyaan dengan jawaban menggunakan
gambar-gambar yang telah disediakan. Penyuluhan lain yang dilakukan yaitu dengan metode
drama. Pada penyuluhan ini tim penyuluh menyampaikan pesan dalam sebuah drama. Tim
penyuluh memiliki peran masing-masing lalu memainkan perannya. Subjek menyaksikan
drama yang dimainkan oleh tim penyuluh.
 
HASIL DAN PEMBAHASANPengetahuan tentang sarapan secara umum, rata-rata skor pengetahuan tentang sarapan
setelah intervensi kampanye sarapan sehat meningkat. Peningkatan rata-rata skor tertinggi
terdapat pada penggunaan media kartu bergambar sebesar 19.55 (sebelum intervensi
kampanye sarapan sehat 53.68±1.28 menjadi 73.23±1.14). Hasil
paired t-test menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara ratarata total skor pengetahuan sebelum dan
setelah intervensi kampanye sarapan sehat (p<0.05). Hasil
paired t-test menunjukkan bahwa
perbedaan skor pengetahuan hanya diperoleh dari media kartu bergambar dan drama,
sedangkan pada media
power point dan wayang tidak terdapat perbedaan. Hasil ANOVA
sebelum intervensi kampanye sarapan sehat menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antar penggunaan media intervensi kampanye sarapan sehat. Hasil ANOVA
setelah intervensi kampanye sarapan sehat menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan
antar media intervensi kampanye sarapan sehat yang digunakan (p<0.05). Hasil uji
lanjut
Tukey menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
media
power point, wayang-wayangan, dan drama dengan media kartu bergambar. Media
yang dapat meningkatkan skor pengetahuan paling tinggi adalah media kartu bergambar.

Sikap terhadap sarapan secara umum, terjadi peningkatan rata-rata skor sikap setelah
intervensi kampanye sarapan sehat. Peningkatan rata-rata skor tertinggi terdapat pada
penggunaan media kartu bergambar sebesar 10.86 (sebelum intervensi kampanye sarapan
sehat 80.98±1.16 menjadi 91.84±1.09). Hasil
paired t-test menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara rata-rata total skor sikap sebelum dan setelah intervensi
kampanye sarapan sehat (p<0.05). Hasil
paired t-test menunjukkan bahwa perbedaan skor
sikap hanya diperoleh dari media
power point, kartu bergambar, dan drama, sedangkan pada
media wayang tidak terdapat perbedaan. Hasil ANOVA sebelum dan setelah intervensi
kampanye sarapan sehat menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar media
intervensi kampanye sarapan
sehat yang digunakan (p<0.05). Hasil uji lanjut
Tukey setelah intervensi kampanye sarapan
sehat menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara media
power point,
wayang-wayangan, dan drama dengan media kartu bergambar. Media yang dapat
meningkatkan skor sikap paling tinggi adalah media kartu bergambar (p<0.05)
Kebiasaan sarapan membiasakan anak usia 8-11 tahun untuk sarapan akan memengaruhi
kemampuan anak dalam memecahkan masalah dan konsentrasi membaik, sikap, dan prestasi
lebih baik. Melewatkan sarapan akan menyebabkan tubuh kekurangan glukosa, sehingga
dapat menyebabkan tubuh lemah dan kurang konsentrasi karena tidak tersedia suplai energi.
Sebagian besar subjek melakukan sarapan baik sebelum dilakukan intervensi maupun setelah
dilakukan intervensi. Peningkatan kebiasaan sarapan subjek yang melakukan sarapan
tertinggi yaitu pada penggunaan media kartu bergambar, yaitu sebesar 86.7% setelah
diberikan intervensi. Selisih peningkatan subjek yang melakukan sarapan tertinggi terdapat
pada subjek yang diberi intervensi dengan media drama, yaitu sebesar 10.2%. Namun masih
juga terdapat subjek yang tidak melakukan kebiasaan sarapan yaitu pada penggunaan
media
power point sebesar 8.0%. Persentase tersebut masih lebih rendah dari hasil studi di
Indonesia, dimana sekitar 20 hingga 40% anak-anak Indonesia tidak terbiasa untuk sarapan.
Melewatkan sarapan akan menyebabkan cadangan energi tubuh menjadi habis setelah
semalaman. Jarak sekitar dua belas jam antara makan malam dan sarapan akan menyebabkan
penurunan kadar glukosa darah, sehingga menyebabkan kekurangan glukosa. Jika hal ini
terjadi, dapat menyebabkan gangguan dalam fungsi otak.
 
KESIMPULANSkor rata-rata pengetahuan dan sikap setelah intervensi mengalami peningkatan. Terdapat
perbedaan yang signifikan antara rata-rata total skor
pengetahuan dan sikap sebelum dan setelah intervensi kampanye sarapan sehat. Terdapat
perbedaan yang signifikan antara media kampanye sarapan
sehat yang digunakan yaitu
power point, wayang-wayangan, dan drama dengan media kartu
bergambar. Terdapat perbedaan yang signifikan antara proporsi kategori pengetahuan dan
sikap sebelum dan setelah intervensi kampanye sarapan sehat (p<0.05). Peningkatan
persentase kebiasaan sarapan yang baik yaitu dengan menggunakan media kartu bergambar.
Kampanye sarapan sehat khususnya mengenai sarapan harus dilaksanakan secara
berkelanjutan oleh semua pihak yaitu anak-anak, ibu, guru, dan tokoh masyarakat. Hal ini
diperlukan agar kebiasaan sarapan selalu diterapkan sehingga asupan zat gizi dapat terpenuhi.
Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan alat bantu yang lebih mudah
diterima dan dipahami dengan memerhatikan isi materi yang akan disampaikan kepada anakanak sekolah dasar sehingga anak-anak dapat menerapkan kebiasaan sarapan dengan baik.

 
DAFTAR PUSTAKABriawan, Dodik, Ikeu Ekayanti, dan Ratu Diah Koerniawati. 2013. Pengaruh Media
Kampanye Sarapan Sehat Terhadap Perubahan Pengetahuan, Sikap dan Kebiasaan Sarapan
Anak Sekolah Dasar di Kabupaten Bogor
. Jurnal Gizi dan Pangan 8(2): 115—122

Tidak ada komentar:

Posting Komentar